Langsung ke konten utama

Mahasiswa Aktif atau Cepat Sarjana Cepat Kerja

AKHLAK/TASAWUF Potensi Kerohanian Manusia (Nafsu dan Qolbu)



Oleh:

Febryan Hidayat (124211045)
Muhamad Dafiqur Rizki (124211063)
Arifuzaki Ulil Absor (1404026117)
Rahmat Syarifudin (114211038)
   

 I.          Pendahuluan
     Potensi keruhanian manusia dalam pandangan tasawuf mencakup beberapa aspek. Potensi merupakan kemampuan manusia untuk mengembangkan sesuatu yang ada pada dalam dirinya dalam ranah tasawuf khususnya keruhanian manusia adalah potensi nafsu dan qalbu (hati). Dalam makalah ini nafsu dan qalbu akan terbagi menjadi beberapa bagian. Khusus dalam pembahasan nafsu akan ada nafsu yang menurut pendapat berbagai ulama yang dinamakan nafsu yang dinilai baik, begitu pun sebaliknya qalbu, yang menurut anggapan banyak orang qalbu merupakan kunci untuk memperbaiki ruhaniah manusia adalah juga ada potensi-potensi qalbu yang di dalamnya terdapat benih-benih penyakit jiwa. Maka dalam isian makalh ini akan di bahaskan seperti apakah potensi-potensi keruhaniah manusia khususnya nafsu dan qalbu.        
  
  II.          Rumusan Masalah
1.    Penjelasan Tentang Nafsu?
2.    Penjelasan Tentang Qolbu?

III.          Pembahasan
A.  Nafsu
Pengertian Nafsu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Nafs (نفس) diserap menjadi nafsu yang berarti dorongan kuat untuk berbuat kurang baik. Sementara Nafs yang ada pada manusia tidak hanya dorongan berbuat buruk, tetapi berpotensi berbuat baik, dengan kata lain nafs ini berpotensi positif dan negatif. [1]
Kata nafs yang terdapat di dalam Al-Qur’an memiliki makna yang berbeda-beda. terkadang ditujukan untuk hakikat jiwa, yaitu terdiri dari tubuh dan ruh, sebagaimana dalam firman-Nya:
وَلَوْ شِئْنَا لَءَاتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَىٰهَا وَلَٰكِنْ حَقَّ ٱلْقَوْلُ مِنِّى لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ
13. Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk, akan tetapi telah tetaplah perkataan dari pada-Ku: "Sesungguhnya akan aku penuhi neraka Jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama." (QS As-Sajdah : 13) [2]
Menurut ahli tasawuf, nafs diartikan sesuatu yang melahirkan sifat tercela. Al-Ghazali menyebut nafs sebagai pusat potensi marah dan syahwat pada manusia, dan sebagai pangkal dari segala sifat tercela.
Dalam pandangan Al-Qur’an, nafs diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala Dalam keadaan sempurna untuk berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan. Al-Qur’an menganjurkan untuk memberi perhatian lebih besar, sebagaimana diisyaratkan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala :
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا ﴿٧﴾ فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا ﴿٨﴾

Demi nafs serta penyempurna ciptaannya, Allah telah mengilhamkan kepadanya kebaikan dan ketakwaan. (QS As-Syams: 7-8)
Al-Qur’an menyebut nafs dalam bentuk-bentuk kata yaitu:.
تنفس     يتنافس     متنافسون     نفس     انفس
Dalam bentuk mufradat, nafs disebut 77 kali tanpa idlafah dan 65 kali dalam bentuk idlafah, dalam bentuk jamak nufus disebut 2 kali, sedangkan dalam bentuk jamak anfus disebut 158 kali, sedangkan kata tanaffasa-yatanaffasu dan al-mutanaffisun masing-masing hanya disebut satu kali. Term nafs dalam al-Qur’an semuanya disebut dalam bentuk Ism atau kata benda, yakni nafs, nufus, dan anfus.
Berkatalah Ibnu Abbas,
Sumber dari maksiat nafsu birahi, dan kelalaian adalah kesenangan pada hawa nafsu. Sedangkan sumber dari ketaatan, keterjagaan, dan pengekangan diri dari hal yang hina adalah membenci hawa nafsu. Bagimu berteman dengan orang bodoh yang membenci hawa nafsu lebih baik ketimbang berteman dengan orang pandai yang menyukai hawa nafsunya.[3]
Nafsu terbagi menjadi 8 kategori :
1.    Nafsul Amarah
Adalah jiwa yang belum mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, belum memperoleh tuntunan, belum menentukan mana yang manfaat dan mana yang mafsadat, tetapi kebanyakan menjurus ke hal-hal yang tidak baik. menimbulkan tindakan khianat dengan segala akibat-akibatnya yang tidak patut dipuji. enggan menerima gagasan, nasehat dan saran. gembira menerima bisikan dan godaan dari setan, yang menunjukkan jalan dosa. Semua yang bertentangan dengan keinginannya adalah musuhnya, dan yang sejalan dengannya adalah sahabatnya.
2.    Nafsul Lawwamah
Adalah jiwa yang telah mempunyai rasa insaf dan menyesal sesudah melakukan suatu pelanggaran. Ia tidak berani melakukan secara terang-terangan dan tidak pula mencari cara kegelapan mencari cara kegelapan melakukan sesuatu, karena telah sadar akibat perkerjaannya. Sayang sekali ia belum mampu dan kuat mengekang nafsu yang jahat, oleh karena itu ia masih selalu dekat pada kemaksiatan. Setelah ia mengerjakan maksiat, ia baru menyadari kesalahannya, dia menyesal dan mengharap agar kejahatannya jangan terulang lagi dan semoga perbuatan maksiatnya diampuni. Dalam dirinya telah tumbuh bibit pikiran dan benih perasaan.
3.    Nafsul Musawwalah
Adalah jiwa yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Walaupun baginya mengerjakan yang baik itu sama halnya dengan mengerjakan yang buruk. Ia mengerjakan hal yang buruk, semisal maksiat dengan sembunyi-sembunyi, karena dia telah mempunyai sifat malu ketika mengerjakan maksiat. Ia malu bila orang lain melihatnya berbuat maksiat. Posisinya masih dekat terhadap kejahatan daripada kebaikan. Ia sudah mulai bisa bertanya kepada akalnya sebelum dia bertindak. Dia selalu berpikir bagaimana agar tindakannya yang jahat tidak diketahui oleh orang lain.
4.    Nafsul Muthmainnah
Adalah jiwa yang telah mendapat tuntunan dan pemeliharaan yang baik. Ia mendatangkan ketenangan jiwa, melahirkan sikap dan perbuatan yang baik, membentengi serangan kejahatan, memukul mundur musuh kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin, mendorong jiwa untuk melakukan kebaikan serta menghambatnya untuk melakukan kejelekan. Di dalamnya menjelma segala maslahat pribadi dan kepentingan kolektifnya.
5.    Nafsul Mulhamah
Adalah jiwa yang memperoleh ilham dari Allah subhanahu wa ta’ala, dikaruniai ilmu pengetahuan, dihiasi oleh akhlakul mahmudah. Ia merupakan sumber sabar, syukur, tabah dan ulet.
6.    Nafsul Raadliyah
Adalah jiwa yang ridha kepada Allah, mempunyai status yang baik dalam kesejahteraan, mensyukuri nikmat, qona’ah dan merasa cukup atas apa-apa yang telah di dapatkannya di dunia.
7.    Nafsul Mardliyah
Adalah jiwa yang diridhai Allah, keridhaannya dapat terlihat pada anugerah yang diberikan-Nya berupa, senantiasa berdzikir, ikhlas, mempunyai kemuliaan di sisi-Nya.
8.    Nafsul Kaamilah
Adalah jiwa yang telah sempurna bentuk dasarnya, sudah dianggap cakap untuk mengerjakan irsyaad dan menyempurnakan ikmal terhadap hamba Allah, dia digelari Mursyid atau Mukammil.
Peran Nafsu pada Diri Manusia
     Nafs dalam peranan diri manusia tidaklah dapat disembunyikan oleh manusia. Shahabat Ali r.a berkata:”Tidak ada seorang pun mampu menyembunyikan sesuatu, kecuali akan nampak dari ucapan dan air mukanya.” Jika nafs mendapatkan pencerahan dari qalb maka dinding biliknya akan benderang memancarkan kemuliaan. Pantaslah mereka yang mendapatkan cinta Allah hanyalah mereka yang jiwanya tenang(nafsul muthmainah)
“Hai yang jiwa yang tenang.kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi dhiridhai-Nya.maka,masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-ku, dan masuklah ke dalam surga-ku.”(al-fajar:27-30)
Dari terjemahan ayat Al-qur’a diatas yang dimaksudkan adalah nafsu muthmainah, berbeda halnya dengan nafsu yang lainnya apabila manusia tidak bisa mengusai dirinya maka nafsu itu akan menjadikan faktor berkurangnya potensi qalbu.




B.  Qolbu
Pengertian Qolbu
Qolbu berasal dari kata qalaba yang berarti berubah, berpindah atau berbalik. Dan menurut Ibn Sayyidah, qolbu berarti hati. Adapun menurut Musa Asyari, qolbu memiliki dua pengertian, yang pertama pengertian fisik, yaitu segumpal daging yang berbentuk bulat panjang terletak di dada sebelah kiri, yang sering disebut jantung. Sedangkan arti yang kedua pengertian halus yang bersifat kerohanian dan ketuhanan yaitu hakikat manusia yang dapat menangkap segala pengetahuan dan arif. [4]
Selain itu, Al-Ghozali juga menyebutkan bahwa qolbu itu bukan semata-mata organ jantung namun ia merupakan sifat yang terkandung di dalam diri manusia yang dapat membuat dan mempertimbangkan keputusan baik dan buruk, sehingga keputusan yang diambil oleh qolbu ini berimplikasi dosa dan pahala. [5]
Peran Qolbu Pada Diri Manusia
Qolbu merupakan satu organ yang sangat penting dalam diri manusia, yang mempunyai peranan fisikal dan kerohanian. Dari segi fisikal, qolbu merupakan nadi utama dalam kehidupan manusia, menyalurkan darah ke seluruh tubuh, agar anggota tubuh dapat menjalankan peranan masing-masing. Adapun dari segi spritual, qolbu membawa peranan yang sangat besar, sehingga dapat mempengaruhi seseorang untuk beriman atau menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala. Berikut dijelaskan peranan qolbu dalam diri manusia :
1.    Qolbu sebagai pendorong manusia melakukan perbuatan baik dan buruk.
2.    Qolbu berperan menerima dan menolak hidayah Allah.
3.    Qolbu berperan mengkaji dan mentadaburi ciptaan Allah.
4.    Qolbu yang senantiasa bertaubat agar cenderung menerima kebenaran.
5.    Qolbu harus dijaga dari dosa agar tidak mempunyai penyakit hati. [6]
Qolbu terbagi menjadi tiga :
1.    Qolbun Shahih yaitu hati yang sehat dan bersih (hati yang suci) dari setiap nafsu yang menentang perintah dan larangan Allah, dan dari setiap penyimpangan yang menyalahi keutamaan-Nya. Hati ini murni pengabdian (ubudiyyah) kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
2.    Qolbun Mayyit yaitu kebalikan dari Qalbun Shahih. Hati yang mati tidak pernah mengenal tuhannya, tidak menyembah-Nya, tidak mencintai atau ridha kepada-Nya.
3.    Qolbun Maridl yaitu hati yang sebenarnya memiliki kehidupan, namun di dalamnya tersimpan benih-benih penyakit. Kadang ia “berpenyakit” dan kadang pula hidup secara normal, bergantung ketahanan (kekebalan) hatinya. [7]

IV.          Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulka bahwa, dalam dir manusia terdapat beberapa potensi ruhaniah yaitu nafsu dan qalbu. Potensi-potensi ini diharapkan agar manusia dapat mengembangkannya sesuai dengan yang diperintahkan Allah SWT dan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sumbangsihnya, potensi-potensi tersebut akan membawa manusia kederajat yang tinggi disisi Allah jika memanfaatkannya dengan baik. Sebaliknya jika manusia salah dalam mengembangkan potensi-potensi tersebut tidak mungkin tidak manusia akan terjerat dalam benang kusut dunia yang akan membawa dalam belenggu dunia yang fana dan mendapatkan seburuk-buruknya tempat yang diberikan Allah SWT. 



DAFTAR PUSTAKA

Faried, Ahmad. Mensucikan Jiwa. Surabaya. Risalah Gusti. 2004.
Huda, Nurol binti Bakar, dkk. E-book Potensi Qolbu Dalam Membuat Keputusan. Selanggor. 2014.
Hudori, Mulya. E-book 13 Langkah Mengembangkan Potensi Diri.
Kosasih, Aceng. E-book Konsep Manusia Utuh Dalam Pendidikan Umum.
Masganti. Psikologi Agama. Medan. Perdana Publishing. 2011.
Mustofa, Agus. Menyelam Ke Samudra Jiwa Dan Ruh. Surabaya. Padama Press.


[1] Drs H Mulya Hudori, M Pd, E-book 13 Langkah Mengembangkan Potensi Diri, hal 24
[2] Masganti, Psikologi Agama, (Medan: Perdana Publishing, 2011) hal 106
[3] Agus Mustofa, Menyelam Ke Samudra Jiwa Dan Ruh, (Surabaya: Padama Press), hal 69
[4] Aceng Kosasih, M Ag, E-book Konsep Manusia Utuh Dalam Pendidikan Umum, hal 5
[5] Nurol Huda binti Bakar, dkk, E-book Potensi Qolbu Dalam Membuat Keputusan, (Selanggor) hal 3
[6] Nurol Huda binti Bakar, dkk, ... hal 44-47
[7] Ahmad Faried, Mensucikan Jiwa, (Surabaya: Risalah Gusti, 2004)  hal 16

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Ilmu Tauhid, Aqidah, Ushuluddin, dan Fiquh Akbar

A.     Pengertian Tauhid a.        Ilmu Tauhid             Dalam konteks agama Islam Tauhid adalah ilmu kepercayaan yang membahas tentang meng-Esa-ka Allah. Namun sebenernya pengertian diatas tidaklah sesempit itu. Perintah bagi manusia untuk beragama dan berke-Tuhanan sudah tertuliskan dalam Al-Qur’an Surah Ar-Rum ayat 30-32: ó O Ï % r ' s ù y 7 y g ô _ u r È û ï Ï e $ # Ï 9 $ Z ÿ ‹ Ï Z y m 4 | N t  ô Ü Ï ù « ! $ # Ó É L © 9 $ # t  s Ü s ù } ¨ $ ¨ Z 9 $ # $ p k ö Ž n = t æ 4 Ÿ w Ÿ @ ƒ Ï ‰ ö 7 s ? È , ù = y Ü Ï 9 « ! $ # 4 š  Ï 9 º s Œ Ú ú ï Ï e $ ! $ # Þ O Í h Š s ) ø 9 $ #   Æ Å 3 » s 9 u r u Ž s Y ò 2 r & Ä ¨ $ ¨ Z 9 $ # Ÿ w t b q ß J n = ô è t ƒ Ç Ì É È    * t û ü Î 6  Ï Y ã B Ï m ø ‹ s 9 Î ) ç n q à ) ¨ ? $ # u r ( # q ß J Š Ï % r & u r n o 4 q n = ¢ Á 9 $ # Ÿ w u r ( # q ç R q ä 3 s ? š Æ Ï B t û ü Å 2 Î Ž ô ³ ß J ø 9 $ # Ç Ì Ê È    z ` Ï B š ú ï Ï % © ! $ # ( # q è % §  s ù ö N ß g u Z ƒ Ï Š ( # q ç R % Ÿ 2 u r

PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN PERKEBUNAN

PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN PERKEBUNAN                                                                                                       Disusun Oleh :  Agung Retno S.                                                                            (01)  Agus Arifin                                                                                   (02) Arifuzaki Ulil A.                                                                          (07)          Ratri Meilina S.                                                                             (26)  Richi K                                                                                          (28) Sugiarto                                                                                       (30) Kelas :   3A gronomi 3 SMK N 1 ( STM Pembangunan ) TEMANGGUNG 2012 / 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami